Quantcast
Channel: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Viewing all articles
Browse latest Browse all 452

Pengembangan Riset Holistik untuk Peningkatan Pengelolaan Mangrove di Jawa Timur

$
0
0

Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang sangat penting untuk keberlanjutan sektor perikanan tangkap, penahan abrasi serta penyimpan karbon (mitigasi perubahan iklim). Indonesia memiliki 3,36 juta ha hutan mangrove, menjadikannya negara dengan luas hutan mangrove terbesar (23% dari total mangrove di dunia). Walaupun begitu, Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan laju kerusakan mangrove yang paling tinggi di dunia, dengan tingkat kerusakan mencapai 52.000 ha/tahun. Selain aktivitas manusia, mangrove juga menghadapi ancaman alam. Dampak dari perubahan iklim yang mengakibatkan bergesernya proses alam (hidro oseanografi dan atmosferik), serta meningkatkan intensitas cuaca ekstrim. Perubahan iklim menyebabkan meningkatnya intensitas badai, peningkatan muka air laut, kenaikan suhu perairan, perubahan pola presipitasi dan ancaman lainnya. 

Jawa Timur sendiri merupakan provinsi dengan area mangrove terluas di Pulau Jawa (27,2 ribu ha). Mangrove tersebut terdistribusi di sepanjang pantai utara, kepulauan dan pesisir selatan. Di sisi lain, tingginya aktivitas manusia di kawasan pesisir, utamanya di pantai utara,menyebabkan mangrove di Jawa Timur sebagian besar telah terkonversi menjadi peruntukan lainnya. Hal ini menyebabkan keberadaan mangrove di Jawa Timur sangat bergantung pada intervensi pengelolaan. Pengelolaan mangrove yang baik akan mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas jasa lingkungan (ecosystem services) yang diberikan oleh ekosistem mangrove. Untuk itulah, riset pada tema ini menjadi kebutuhan utama stakeholder pengelola ekosistem mangrove di Jawa Timur. 

Pada Tahun 2023, tim peneliti komoditas mangrove dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB), berkolaborasi dengan para stakeholder mangrove di Jawa Timur untuk menginisiasi roadmap riset mangrove secara holistik.

Tim riset komoditas mangrove bersama stakeholders mangrove di Jawa Timur melakukan FGD di Swissbell Hotel, Malang

Salah satu kegiatan penyusunan roadmap ini adalah diadakannya Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan pada Rabu (15/11/23), bertempat di Swissbell Hotel, Malang. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta, terdiri dari elemen instansi pengelola mangrove (DLH Provinsi Jawa Timur, Cabang Dinas Kehutanan Malang dan Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Malang), masyarakat pengelola mangrove (CMC Malang dan Pokmaswas Kejung Samudera, Cengkrong, Trenggalek), Kelompok Kerja Mangrove Daerah Provinsi Jawa Timur dan peneliti mangrove dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Dekan FPIK UB, Prof. Maftuch menyampaikan bahwa roadmap ini bertujuan untuk melaksanakan riset terpadu dari hulu ke hilir, dengan materi-materi riset yang diselaraskan dengan kebutuhan stakeholder pengelola mangrove di Jawa Timur. Sementara itu, ketua tim riset komoditas mangrove FPIK UB menyatakan bahwa riset holistik diperlukan untuk mendapatkan model pengelolaan ekosistem mangrove yang adaptif dan berkelanjutan. “Pendekatan riset holistik yang mengintegrasikan berbagai multidisiplin ilmu, baik ekologi, fisik, lingkungan dan sosio ekonomi, sangat diperlukan untuk menghasilkan model-model pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan”, sebut Prof. Nuddin Harahab, ketua tim riset komoditas mangrove FPIK UB.

Sebagai socio-ecosystem (ekosistem yang sangat terkait dengan masyarakat), maka tema-tema riset mangrove holistik mencakup integrasi riset bertema ekologi, lingkungan dan sosio-ekonomi. Hal ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan ekosistem mangrove yang menghadapi ancaman perubahan lingkungan. “Isu utama riset mangrove di Indonesia dan global adalah dampak perubahan iklim, teknik restorasi mangrove, karbon biru dan peran citizen science dalam pengelolaan ekosistem mangrove”, jelas Frida Sidik, Ph.D, peneliti senior mangrove BRIN.

Hasil dari kegiatan FGD ini, disusun peta jalan riset holistik untuk pengelolaan mangrove di Jawa Timur, periode Tahun 2023 – 2032. “Terdapat empat tahap riset dalam peta jalan ini, terdiri dari tahap pertama adalah pembuatan profil mangrove Jawa Timur, tahap kedua adalah riset bioekologi mangrove pada kondisi lingkungan yang berubah, tahap ketiga adalah riset sosio ekonomi mangrove, dan tahap keempat adalah riset terkait inovasi pengelolaan ekosistem mangrove”, jelas Dr. Sri Sudaryanti, anggota tim komoditas mangrove FPIK UB.[*]


Viewing all articles
Browse latest Browse all 452

Trending Articles


Girasoles para colorear


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


5 Tagalog Relationship Rules


INUMAN QUOTES


Re:Mutton Pies (lleechef)