
Konservasi penyu pantai Taman Kilikili, Desa Wonocoyo Kabupaten Trenggalek merupakan kawasan esensial ekosistem (KEE) sesuai SK.Gubenur No.188/39/KPTS/013/2020 yang dikelola oleh Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).
Menurut data dari Pokmaswas, jenis penyu yang bertelur di Pantai Taman Kili-kili adalah Penyu Abu-abu (Lepidochelys olivicea), Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate). Menurunnya populasi penyu di alam seperti induk penyu hijau dan sisik dipengaruhi oleh faktor alam seperti perubahan iklim, pemanasan global maupun aktivitas penangkapan disekitar ruaya berkembangbiak, rendahnya tingkat prosentase penetasan telur penyu saat musim penghujan yang di pengaruhi oleh kondisi suhu dan kelembapan merupakan penyebab populasi tukik (anak penyu) yang menetas menjadi menurun.

Ancaman alam menjadikan tantangan yang harus dihadapi oleh pengelola di kawasan konservasi penyu agar telur-telur penyu dapat terlindungi dan menetas dengan baik. Inovasi penerapan alat kontrol pasir pada sarang semi alami di kedalaman 60 cm bertujuan untuk memonitoring serta mengukur kondisi suhu, kelembapan sehingga dapat terkontrol secara baik.

Pengabdian kepada masyarakat oleh Program Studi Pemanfaatan Sumber daya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (PSP FPIK UB) dengan memberikan alat kontrol otomatis pada sarang penetasan merupakan hasil riset dosen prodi PSP tersebut dengan harapan alat kontrol ini bisa lebih dikembangkan lagi dan dapat memberikan manfaat bagi kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) maupun pengelola di konservasi penyu.[*]