Dalam acara Indonesia Toray Science Foundation yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (17/2/2021), dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya, Ade Yamindago, S. Kel., MP., M. Sc., Ph.D bersama timnya berhasil menerima pendanaan riset (research grant) tahun 2020 untuk kategori Pemenang Research Grant di bidang sains.
Penganugerahan Indonesia Toray Science Foundation ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Kepala Ristek BRIN Prof. Bambang Brodjonegoro, Kepala LIPI, Duta Besar Jepang untuk Indonesia dan Presiden Toray Industries Inc.
Dikutip melalui kanal24.co.id, Ade Yamindago mengatakan bahwa pemberian apresiasi ini dilakukan dengan seleksi yang ketat, yang mana penerima pendanaan riset ini hanya 18 tim dari 200 an pendaftar. Pendanaan ini didanai oleh Toray Industries Inc. melalui Indonesia Toray Science Foundation. Dalam penelitian ini, Ade bekerjasama dengan dua rekannya yang merupakan dosen di Universitas Brawijaya dan dosen di Universitas Airlangga, yang mana mereka bertiga lulusan dari Korea dan tergabung dalam Asosiasi Peneliti Indonesia di Korea (APIK).
Pada Sabtu (20/02/2021) Ade Yamindago juga mengungkapkan, “Setelah mendapatkan pendanaan, kami akan melakukan penelitian di tahun ini “. Ade bercerita jika penelitian yang akan dilakukan bersama timnya ini untuk mengetahui dampak dari penggunaan bahan pembersih rumah tangga yang mengandung desinfektan. Dimana penggunaan bahan tersebut disarankan oleh LIPI sebagai desinfektan Covid-19. Penggunaan bahan tersebut dirasa memberikan dampak serius bagi organisme air khususnya yang berpotensi ekonomis seperti kerang kupang. Penelitian yang akan dilaksanakan ini akan menganalisis dampak yang timbul dari molekuler sampai level individu yang dapat menyebabkan kematian serta gangguan fisiologis sehingga akan berdampak pada suatu populasi.
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian Tim Ade Yamindago ini adalah kerang kupang yang dikoleksi dari kota-kota seperti Pasuruan, Sidoarjo dan Surabaya. Pemilihan tempat ini menyesuaikan dengan lokasi penyebaran Covid-19 tertinggi dengan asumsi produk pembersih yang digunakan sebagai desinfeksi banyak digunakan. Untuk analisis sampel akan dilakukan di lingkungan Universitas Brawijaya.
Pada penelitian ini, Ade bersama tim berafiliasi dengan Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (ESPK) serta Research Group Coastal Resilience and Climate Change (CoRECT). (Meg)
“Kami berharap perlu ada regulasi yang mengatur penggunaan bahan-bahan yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan. Ke depan harapan kami dapat mengembangkan biosensor/kit yang dapat mendeteksi jenis bahan pencemar di perairan. Dengan demikian deteksi bahan pencemar menjadi lebih praktis dan efektif serta efisien,” ungkapnya kepada kanal24.co.id.